
Jakarta – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) sedang merancang strategi untuk melestarikan macan tutul jawa (Panthera pardus melas), termasuk dengan menggunakan lahan konservasi di luar wilayah konservasi.
Setelah memberikan informasi terkait hasil survei populasi macan tutul jawa di Jakarta, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, menjelaskan bahwa hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Kehutanan bersama Yayasan SINTAS Indonesia telah berhasil mengidentifikasi keberadaan hewan yang dilindungi tersebut di enam dari tujuh area yang telah dianalisis menggunakan kamera jebak.
Populasi satwa terancam punah tersebar di beberapa bentang alam, ada yang mengalami penurunan jumlah namun ada juga yang mengalami peningkatan, demikian kata dia.
Dalam mengurus harimau tutul, karena mempunyai wilayah hunian yang luas dan tersebar di berbagai lanskap serta ada dalam Undang-Undang Nomor 32 nanti disebut sebagai area preservasi, kami mencoba untuk memetakan lagi mana yang benar-benar punah dan terisolasi dari populasi lain, mana yang punah tetapi masih memiliki koridor, dan ada koneksinya,” ujar mereka TVTOGEL.
Dia telah berbicara tentang langkah-langkah yang diambil untuk mengelola populasi macan tutul.
Nantinya akan terjadi pemulihan, dengan adanya penyebaran dari sebuah sub-populasi ke populasi lokal yang hampir punah, kemudian populasi tersebut akan berkembang lagi. Satyawan mengatakan bahwa ini juga merupakan salah satu strategi yang mereka susun.
Pernyataan tersebut mengacu pada area konservasi yang menjadi hal baru dalam revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAHE).
Satu hal penting dalam revisi UU KSDAHE terbaru adalah fokus pada upaya konservasi di luar KSA, KPA, dan KKPWP3K melalui pengaturan areal preservasi.
Wilayah tersebut dimaksudkan untuk menjaga fungsi penopang kehidupan atau kelangsungan hidup sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Sejak tahun lalu, Kemenhut dan Yayasan SINTAS Indonesia telah memulai survei populasi macan tutul jawa yang terancam punah dan masuk dalam kategori Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Dukungan dari beberapa pelaku usaha sektor swasta juga turut membantu dalam pelaksanaan survei tersebut.
Rencana survei yang akan menggunakan kamera jebak direncanakan untuk dilakukan di 21 lokasi alam yang berbeda di Jawa. Kamera jebak telah dipasang di 10 lokasi, dengan tujuh di antaranya telah dianalisis untuk mengidentifikasi populasi di area tersebut.