Pada era sepak bola modern saat ini, perdebatan siapa yang paling hebat antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo masih terjadi.
Perdebatan itu bisa saja terjadi bukan saja karena pencapain mereka pada aneka trofi baik di level individual maupun bersama klub, tetapi juga konsistensi persaingan kedua pemain selama lebih dari satu dekade.
Perdebatan pun bermuara pada siapa yang pantas mendapat label GOAT (Greatest of All Time). Perdebatan itu seperti tak berujung lantaran Messi dan Ronaldo juga bersaing dengan pemain dari generasi berbeda seperti Pele dan Diego Armando Maradona.
Bahkan, agar perdebatan terlihat moderat, tak sedikit yang menilai bahwa tiap era dan masa selalu ada pemain yang bersinar. Untuk satu dekada terakhir, Messi dan Ronaldo berhasil mencuri panggung sepak bola. Sebentar lagi kedua pemain harus pensiun lantaran tunduk pada usia yang tak muda lagi dan besar kemungkinan muncul era pemain-pemain baru.
Walau demikian, perdebatan tak akan berakhir. Langkah media yang berbasis di ibukota Spanyol, Madrid, MARCA menggelari Messi sebagai GOAT cukup mengagumkan.
Penganugerahan gelar itu seperti mengakhiri perdebatan siapa yang terbaik antara Messi dan Ronaldo sekaligus dengan para pemain dari era-era sebelumnya.
Di balik pemberian gelar itu, Marca juga mengikutsertakan empat pemain lain, seperti Pele, Alfredo Di Stefano, Maradona, dan Johan Cruyff yang dinilai masuk dalam daftar pemain terhebat sepanjang masa.
Penganugerahan, di satu sisi, Angkaraja terbilang subyektif. Hanya salah satu media dari sekian banyak media yang ada di Eropa. Belum tentu media lain sepandangan dengan apa yang ditentukan oleh Marca untuk Messi.
Kendati demikian, penilaian Marca itu bisa menjadi penghargaan dan pengakuan kepada bintang sepak bola, tak hanya untuk Messi yang ditempatkan sebagai GOAT, tetapi juga pada pemain lain seperti Ronaldo.
Memang, tak bisa diragukan jika Messi menjadi pesepakbola tersukses yang pernah ada. Sudah mengoleksi 46 gelar bersama klub dan negara yang mana terbanyak untuk seorang pemain dan 56 gelar individual.
Barangkali yang menjadi puncak karir dari Messi ketika pada akhirnya mempersembahkan trofi Piala Dunia. Sebelum itu, Messi yang sukses bersama Barcelona tak begitu mendapatkan simpati di tanah kelahirannya, Argentina.
Publik kerap membandingkannya dengan capaian Maradona. Bahkan, gegara tak mendapatkan sukses di timnas Argentina termasuk gagal meraih gelar trofi Piala Dunia, nama Messi tetap berada di bawah Maradona.
Rupanya, dewi fortuna berpihak pada pemain berjuluk La Pulga tersebut pada Piala Dunia 2022 di Qatar.
Messi yang waktu itu sudah berusia 34 tahun mampu bersaing ketat dengan para pemain muda, menunjukkan sihirnya dalam mencetak gol dan menciptakan peluang, hingga kemudian membantu Argentina merengkuh trofi Piala Dunia.
Pendek kisah, karir Messi seperti mendapatkan penggenapan lewat trofi bersama Timnas Argentina. Bayang-bayang Maradona hilang. Messi pun selevel dengan Maradona dan bahkan publik Argentina sangat jatuh hati dengan mantan pemain Paris Saint Germain (PSG) tersebut.
Tak pelak, ketika Messi mampu mencetak tiga gol dan dua asis saat menundukan Bolivia beberapa hari lalu, publik Argentina yang menyaksikan laga tersebut bersukaria dan membungkukan badan mereka sebagai tanda hormat sembari menyebut nama “Messi”.
Messi sudah sangat fenomenal di dunia sepak bola. Makanya, pemberian gelar Goat ala Marca tak berlebihan karena Messi sudah memberikan yang terbaik di dunia sepak bola. Bahkan sihir-sihirnya masih bisa dinikmati hingga sekarang walaupun sudah berkarir di Amerika Serikat.
Pemberian gelar Goat berlangsung di Amerika Serikat. Seturut laporan Marca.com (17 Oktober 2024), hadir dalam pemberian gelar itu adalah direktur MARCA, Juang Ignaciio Gallardo dan pemilik Inter Miami, Jorge Mas.
Ditanyai oleh Marca tentang peluang untuk bermain pada Piala Dunia 2026, Messi tak memberikan jawaban yang pasti.
“Segala sesuatu bergulir dan saya tak mau berpikir melampuai diri saya sendiri. Saya berusaha untuk menikmati hari demi hari. Ketika waktu tiba, kita akan lihat, dan saya tak suka untuk mengakselerasi waktu. Saya berharap saya bisa terus tampil pada level untuk menjadi baik dan gembira. Itu yang lebih penting bagi saya daripada mempertimbangkan apakah saya bisa melakukannya ataukah tidak,” ungkap Messi kepada Marca.