Ayam kalkun warga Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar) raib. Perkara hilangnya kalkun itu sempat membuat warga salah sangka.
Dugaan awal yang muncul, hewan ternak tersebut raib karena dicuri. Syak wasangka itu menyelimuti warga sebelum sarang ular sanca ditemukan tak jauh dari kandang ternak.
“Awalnya tetangga ternak ayam, bebek, kalkun. Nah, kalkun hilang, warga sempat bersitegang karena ada dugaan pencurian,” kata anggota organisasi penyelamatan Panakawan Rescue, Eko Budi Santoso, saat dihubungi, Senin (27/1/2025).
Ricuh soal pencurian hewan ternak itu sempat dimediasi ketua RT setempat.
Dugaan pencurian kalkun itu lenyap setelah warga melihat ada sanca hendak memangsa ternak. Sanca yang diduga menjadi tersangka hilangnya ternak itu lalu dikejar tapi berhasil lolos.
“Kemudian anaknya lihat lagi ada anaknya lihat ular mangsa ternak. Dikejar tapi kabur,” kata Eko.
Eko lalu dihubungi untuk bantuan evakuasi sanca yang hendak memangsa ternak warga. Pasalnya, warga semakin resah setelah melihat bekas kulit ular sanca dekat permukiman mereka.
Lebih-lebih bekas ganti kulit ular tersebut ukurannya besar. Eko menyatakan standby call jika warga kembali melihat keberadaan si reptil.
“Relawan ngabarin, katanya ada kulit ular, ‘ya Allah gede banget ini, sampe 4 meter-an. Oke kabarin lagi aja kalo keliatan kepalanya’,” ceritanya.
14 Ekor Sanca Ditangkap
Tak berselang lama, Eko dihubungi karena warga melihat kemunculan sanca. Dia bersama dua rekannya bergegas mencari ular di wilayah itu.
Setelah melakukan pemetaan, Eko menaruh curiga keberadaan sanca di sebuah rumah kosong. Lantas dilakukan upaya agar ular tersebut keluar dari persembunyian.
Dibekarlah karton bekas alas telor agar asapnya membuat ular risi dan keluar dari sarang. Alhasil, sebanyak 14 ekor sanca dievakuasi dari rumah tersebut.
“Total kemarin kita dapet 13 ekor anakan sanca. Terbesar, indukan betina (dengan panjang) 3,5 meter,” kata dia.
Sarang ular tersebut ditemukan dalam septic tank sebuah rumah yang sudah 10 tahun kosong ditinggal penghuninya. Di sana didapati 13 anakan sanca berukuran bervariasi dari 15 sampai 30 cm.
Sementara, induk ular sanca didapatkan di gorong-gorong. Dia mengatakan proses evakuasi ular berlangsung dari pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.
“Sambil bobok (gorong-gorong), saya nyisir. Ternyata ada lubang, udah nyarang itu ular. Kita kasih asap biar keluar juga. Total 8 jam proses evakuasi berlangsung,” kata Eko.
Waspada Induk Sanca Jantan
Eko menduga ada indukan jantan dalam kumpulan sanca tersebut. Indukan sanca jantan itu belum ditemukan pada pencarian hari Minggu (26/1) kemarin.
“Ini indukan jantan belum dapat,” kata Eko Uban, sapaan akrabnya.
Meski indukan jantan belum ditemukan, Eko mengatakan kawasan tersebut sudah relatif lebih aman setelah 14 sanca ditangkap.
Dugaan soal keberadaan induk jantan ditandai dengan ditemukannya bekas sanca berganti kulit. Kulit sanca tersebut panjangnya lebih dari ukuran induk sanca betina dengan panjang 3,5 meter yang sudah lebih dulu dievakuasi.
“Tapi warga silakan hubungi aja kalau suatu waktu melihat sanca lagi,” katanya.
Dia mengimbau warga waspada meski puncak musim reproduksi ular pada Desember sudah lewat. Warga diminta mengantisipasi terjadinya ular bersarang dengan menjaga kebersihan seperti mengepel lantai menggunakan karbol, menyingkirkan barang tumpukan tak berguna, menutup saluran WC rumah pakai saringan dan saluran drainase rumah.
“Kalau ada biawak, jangan dibunuh, biarkan saja karena untuk kontrol populasi ular,” imbaunya.