
Denpasar – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menekankan pentingnya peningkatan produktivitas kelapa sawit. Secara berkelanjutan untuk mendukung program prioritas pemerintah, khususnya swasembada pangan, energi, dan pemanfaatan sumber daya alam.
“Pemerintah ingin minyak sawit kita berkelanjutan,” kata Tvtogel Sudaryono usai membuka International Conference on Palm Oil and the Environment (ICOPE) 2025 di Sanur, Denpasar, Bali, Rabu. Dia menjelaskan kepada mereka Peningkatan produktivitas kelapa sawit dilakukan melalui intensifikasi dan penggunaan benih yang lebih berkualitas untuk pengelolaan dan pemeliharaan pada lahan dan areal yang sama atau tanpa penambahan lahan.
Perluasan tersebut kemudian dilakukan tanpa menyebabkan deforestasi, melalui kajian lingkungan hidup yang menyeluruh dan dilaksanakan dengan praktik berkelanjutan. Selain itu, permudaan atau peremajaan kelapa sawit juga menggunakan metode tumpangsari dengan penanaman padi kering. Cocok untuk lahan kering dan penanaman jagung.
Beliau menyambut baik penyelenggaraan ICOPE 2025. Seraya membahas penelitian kelapa sawit mulai dari benih, pupuk, perubahan iklim, teknologi hingga kecerdasan buatan (AI). Yang dibutuhkan untuk mendukung peningkatan produktivitas kelapa sawit.
“Tentu ini merupakan hal yang baik bagi Indonesia karena 100 persen minyak sawit yang beredar di dunia, 58 persennya berasal dari Indonesia,” imbuhnya. Produktivitas minyak kelapa sawit dapat mendukung penggunaan sumber daya alam di hilir dan kemandirian pangan, termasuk program pangan bergizi yang diprioritaskan.
Selain itu, kemandirian energi melalui program B40, yaitu campuran 40 persen minyak sawit untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Selain itu, Dewi Lestari Yani Rizki, direktur konservasi World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia, percaya bahwa industri minyak sawit harus secara serius menanggapi penerapan tata kelola yang berorientasi pada keberlanjutan agar mampu merespons. tantangan pasar global.
Upaya ini diharapkan membantu pemerintah Indonesia mengurangi emisi karbon dan melestarikan keanekaragaman hayati. “Kami percaya bahwa industri kelapa sawit dapat diubah menjadi bisnis yang berkelanjutan di masa depan,” kata Dewi.
Di sisi lain, Presiden dan CEO Sinar Mas Agribusiness and Food, Franky Oesman Widjaja mengatakan, inovasi berkelanjutan dan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, dan pihak lainnya merupakan kunci masa depan. industri minyak kelapa sawit.
Ia berharap pertemuan tersebut membawa hasil konkret sehingga industri minyak sawit dapat menjadi bagian dari solusi global terhadap tantangan iklim dan lingkungan. “Kami berkomitmen untuk menerapkan praktik terbaik dalam pertanian berkelanjutan, serta melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem di sekitarnya,” katanya.
ICOPE ke-7 diselenggarakan di Sanur, Denpasar, Bali, dari tanggal 12 hingga 14 Februari 2025, dengan dihadiri sejumlah delegasi yaitu. pemerintah, akademisi, pelaku ekonomi dan organisasi non-pemerintah dari india, India, Belanda, Prancis, Malaysia, Inggris, Finlandia, Kolombia dan Spanyol. Konferensi ini merupakan wahana untuk merumuskan formula keberlanjutan dan transformasi industri minyak kelapa sawit yang ramah iklim dan lingkungan.