Dompu, Nusa Tenggara Barat – Balai Taman Nasional Tambora telah membuka kembali jalur wisata pendakian ke Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, setelah penutupan selama tiga bulan akibat kondisi cuaca ekstrem.

Kepala Balai Taman Nasional Tambora (TNT) Deny Rahadi, di Dompu pada hari Selasa, menginformasikan bahwa semua jalur pendakian resmi dibuka pada 13 April 2025.

“Saat ini, aktivitas wisata seperti pendakian, edukasi, dan berbagai jenis wisata lainnya telah dibuka kembali,” jelasnya.

Deny mengungkapkan bahwa pembukaan jalur pendakian ini dilakukan setelah melakukan evaluasi terhadap kondisi cuaca terkini di kawasan Taman Nasional Tambora, dengan dukungan dari prakiraan yang disediakan oleh Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima.

Ia menjelaskan bahwa saat ini, cuaca cerah berawan dengan kecepatan angin yang relatif aman, berkisar antara 10 hingga 30 kilometer per jam. Para wisatawan dapat menikmati keindahan kaldera Gunung Tambora secara langsung.

“Kaldera Tambora merupakan salah satu kaldera terluas di Indonesia, dengan diameter mencapai 6 hingga 7 kilometer,” kata Deny.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa kawasan Gunung Tambora adalah satu-satunya balai taman nasional terlengkap di Indonesia, yang memiliki kekayaan budaya/etnis, keindahan bawah air, pendidikan, jalur off-road, jalur sepeda gunung, air terjun, pendakian, serta wisata sejarah.

Deny berharap bahwa pemerintah daerah akan memberikan aksesibilitas dan dukungan yang kuat untuk membuka semua jalur wisata di Gunung Tambora, agar tidak kalah dengan Gunung Rinjani di Pulau Lombok.

Gunung Tambora memiliki empat jalur pendakian utama, yaitu Doro Ncanga dan Pancasila yang berada di Kabupaten Dompu, serta Piong dan Kawinda Toi yang terletak di Kabupaten Bima.

Selain itu, kawasan Taman Nasional Tambora juga menawarkan dua tempat wisata alam tanpa pendakian di wilayah Resort Kawinda To’i, Kabupaten Bima, dan Sanctuary Rusa di wilayah Resort Doro Ncanga, Kabupaten Dompu.